Wednesday 25 February 2015

LANGKAH PENYUSUNAN DISTRIBUSI FREKUENSI

  • Tetapkan data terbesar dan data terkecil, kemudian tentukan rangenya.
  • Bagilah range ini ke dalam sejumlah interval kelas yang mempunyai ukuransama. Jika tidak mungkin, gunakan interval kelas dengan ukuran berbeda.Biasanya banyak interval kelas yang digunakan antara 5 dan 20, bergantungpada data mentahnya. Diupayakan agar tanda kelas  merupakan data observasi sesungguhnya. Hal ini untuk mengurangi apa  yang disebut dengan groupingerror. Namun batas kelas sebaiknya tidak sama dengan data observasi. Dapat menggunakan rumus: k=1+3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas dan n adalah jumlah data .
  • Hitung lebar interval kelas, lalu hasilnya dibulatkan. Lebar Interval (d) = Range:Banyak interval kelas
  • Starting point: mulailah dengan bilangan limit bawah untuk kelas interval pertama. Dapat dipilih sebagai data terkecil dari observasi atau bilangan di bawahnya.
  • Dengan menggunakan limit bawah interval kelas pertama dan lebar interval kelas, tentukan limit bawah interval kelas lainnya.
  • Susunlah semua limit bawah interval kelas secara vertikal, kemudian tentukan limit atas yang bersesuaian. Kembalilah ke data mentah dan gunakan turus untuk memasukkan data pada interval kelas yang ada.

CONTOH: Berikut nilai 80 siswa pada ujian akhir mata pelajaran matematika:



Langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi dilakukan sebagai berikut: 
  1. Nilai tertinggi = 97 dan nilai terendah 53. Jadi range = 97-53 = 44.
  2. Tetapkan jumlah kelas; dalam hal ini diambil 10. 
  3. Lebar interval kelas d = 44/10 = 4.4 dibulatkan menjadi 5. 
  4. Diambil bilangan 50 sebagai limit bawah untuk kelas pertama. 
  5. Limit atas kelas interval yang bersesuaian adalah 54 untuk kelas pertama, 59 untuk kelas kedua, dan seterusnya.
  6. Selanjutnya, limit bawah untuk kelas kedua adalah 50+5 = 55, limit bawah kelas ketiga 55+5 = 60 dan seterusnya. Gunakan turus untuk memasukkan data ke dalam interval kelas .

Hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2.3 berikut:





Akhirnya diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Melalui tabel ini kita dapat mengetahui pola penyebaran nilai siswa. Paling banyak nilai siswa mengumpul pada interval 75-79, paling sedikit data termuat dalam interval 50-54. Sedangkan siswa yang mendapat nilai istimewa atau di atas 90 hanya ada 8 orang.

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Nilai frekuensinya TIDAK dinyatakan dalam bentuk ANGKA MUTLAK, tapi dalam bentuk ANGKA PERSENTASE (%) atau ANGKA RELATIF.

Rumus mencari frekuensi relatif adalah :


Contoh: 
(Menggunakan soal dan tabel distribusi frekuensi MUTLAK) 
Maka, untuk membuat tabel distribusi frekuensi relatif (%) adalah dengan mencari frekuensi relatif (%) untuk setiap interval kelasnya dulu.
Jawab :
f relatif kelas ke-1 = 1/40 x 100%    = 2,5%
f relatif kelas ke-2 = 2/40 x 100%    = 5%
f relatif kelas ke-3 = 17/40 x 100%  = 42,5%
f relatif kelas ke-4 = 3/40 x 100%    = 7,5%
f relatif kelas ke-5 = 10/40 x 100%  = 25%
f relatif kelas ke-6 = 7/40 x 100%    = 17,5% +
                                    Total        = 100% 

Lalu masukkan hasil perhitungan frekuensi relatif tersebut ke dalam tabel.
-DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF
Distribusi Frekuensi Kumulatif (fkum ) adalah distribusi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara MENJUMLAHKAN frekuensi demi frekuensi.

Distribusi Frekuensi Kumulatif terbagi menjadi 2, yaitu :

  • Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI”
  • Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”

Contoh (mengacu pada frekuensi mutlak di atas).

Dengan mengacu pada tabel Distribusi Frekuensi Mutlak di atas, maka contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif nya :
Keterangan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI” : 
  • Untuk acuan penentuan nilai, menggunakan nilai ujung bawah kelas.
  • Penentuan frekuensi kumulatif melihat dari frekuensi pada tabel distribusi frekuensi (mutlak) lalu dikumulasikan sesuai dengan kategori nilai pada tabel distribusi frekuensi kumulatif.
  • Ada penambahan 1 kelas, yaitu “KURANG DARI 87” dikarenakan nilai data terbesar adalah 85, sehingga kalau nilai “KURANG DARI” hanya sampai ke “KURANG DARI 80” saja, maka untuk data nilai yang LEBIH DARI 80 tidak masuk hitungan padahal ada frekuensinya.

Sedangkan untuk Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”, contohnya adalah :
Keterangan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”
  • Konsep perhitungan frekuensi kumulatifnya sama dengan frekuensi kumulatif “KURANG DARI”, hanya saja kalau tabel distribusi frekuensi kumulatif “ATAU LEBIH” mengacu pada nilai “ATAU LEBIH” nya, sehingga kita tinggal mencari berapa frekuensi kumulatifnya dengan melihat dari frekuensi (mutlak).

-DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif {fkum (%)} adalah distribusi frekuensi yang NILAI FREKUENSI KUMULATIF diubah menjadi NILAI FREKUENSI RELATIF atau dalam bentuk persentase (%).

Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif juga terbagi menjadi :
  • Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “KURANG DARI”
  • Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “ATAU LEBIH”


Konsep Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif adalah :
  • TIDAK menggunakan angka mutlak, jadi menggunakan persentase.
  • Mengambil frekuensinya dari tabel DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF.

 Rumus untuk mencari Frekuensi Kumulatif Relatif (%) adalah :


Dengan mengacu pada tabel distribusi frekuensi kumulatif “KURANG DARI” di atas, maka perhitungan frekuensi kumulatif relatifnya adalah :

F kum (%) kelas ke-1 = 0/40 x 100% = 0 %
F kum (%) kelas ke-2 = 1/40 x 100% = 2,5%
F kum (%) kelas ke-3 = 3/40 x 100% = 7,5%
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 23/40 x 100% = 57,5%
F kum (%) kelas ke-6 = 33/40 x 100% = 82,5%
F kum (%) kelas ke-7 = 40/40 x 100% = 100%

Dari perhitungan di atas lalu dimasukkan ke dalam tabel.
Untuk Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “ATAU LEBIH” juga sama rumus perhitungannya.
Dari tabel distribusi frekuensi kumulatif “ATAU LEBIH” di atas, bisa dilakukan perhitungan untuk mencari Frekuensi Kumulatif Relatif “ATAU LEBIH” :

F kum (%) kelas ke-1 = 40/40 x 100% = 100%
F kum (%) kelas ke-2 = 39/40 x 100% = 97,5 %
F kum (%) kelas ke-3 = 37/40 x 100% = 92,5 %
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 17/40 x 100% = 42,5 %
F kum (%) kelas ke-6 = 7/40 x 100% =7,5 %
F kum (%) kelas ke-7 = 0/40 x 100% = 0%

Setelah selesai melakukan perhitungan, lalu masukkan hasilnya ke dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif “ATAU LEBIH”.
Grafik merupakan lukisan pasang surutnya suatu keadaan dengan garis atau gambar atau dengan kata lain, Grafik menggambarkan naik atau turunnya hasil statistik. 

Dengan masih mengacu pada Tabel Distribusi Frekuensi, maka bisa di gambarkan dengan cara membuat grafik :
- Histogram
- Poligon Frekuensi
- Ogive

HISTOGRAM
-Histogram merupakan grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan bentuk beberapa segiempat atau menyerupai diagram batang.
-Langkah-langkah membuat Histogram :
  • Buat “absis” dan “ordinat” . absis adalah sumbu mendatar atau sumbu X yang menyatakan  NILAI; ordinat adalah sumbu tegak atau sumbu Y yang menyatakan FREKUENSI.
  • Buat skala absis dan skala ordinatnya dengan melihat dari nilai dan frekuensinya.
  • Buat Batas Kelas 
Batas Kelas :
Batas kelas ke-1 : 45 – 0,5 = 44,5
Batas kelas ke-2 : ( 51 + 52) x ½ = 51,5
Batas kelas ke-3 : (58 + 59) x ½ = 58,5
Batas kelas ke-4 : (65+66) x ½ = 65,5
Batas kelas ke-5 : (72+73) x ½ = 72,5
Batas kelas ke-6 : (79+80) x ½ = 79,5
Batas kelas ke-7 : 86 + 0,5 = 86,5
Lalu masukkan ke dalam tabel dan sesuaikan dengan frekuensinya.
POLIGON FREKUENSI 
- Poligon Frekuensi merupakan grafik garis yang menghubungkan NILAI TENGAH tiap sisi atas yang berdekatan dengan NILAI TENGAH jarak frekuensi mutlak masing-masing.

-Perbedaan antara HISTOGRAM dengan POLIGON FREKUENSI adalah :
  • Histogram menggunakan BATAS KELAS ; sedangkan POLIGON menggunakan TITIK TENGAH.
  • Grafik HISTOGRAM berwujud SEGIEMPAT atau menyerupai DIAGRAM BATANG; sedangkan POLIGON berwujud GARIS atau KURVA yang saling berhubungan satu sama lain.
-Langkah-langkah membuat POLIGON FREKUENSI :
  • Buat TITIK TENGAH kelas dengan cara : (NILAI UJUNG BAWAH KELAS + NILAI UJUNG ATAS KELAS) x ½
  • Buat TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI yang MUTLAK disertai dengan kolom tambahan berupa kolom TITIK TENGAH KELAS tsb.
  • Buat grafik poligon frekuensi dengan melihat data pada tabel distribusi frekuensi mutlak 
a. Buat TITIK TENGAH KELAS
Titik tengah kelas ke-1 : (45 + 51) x ½ = 48
Titik tengah kelas ke-2 : (52 + 58) x ½ = 55
Titik tengah kelas ke-3 : (59 + 65) x ½ = 62
Titik tengah kelas ke-4 : (66 + 72) x ½ = 69
Titik tengah kelas ke-5 : (73 + 79) x ½ = 76
Titik tengah kelas ke-6 : (80 + 86) x ½ = 83
b. Buat Tabel Distribusi Frekuensi Mutlak dengan menambah kolom TITIK TENGAH KELAS 
c. Buat grafik poligon frekuensi

OGIVE
-Ogive biasanya digunakan untuk sensus penduduk tentang perkembangan kelahiran dan kematian bayi, perkembangan penjualan suatu produk, perkembangan dan penjualan saham, dsb.

Contoh Penerapan Grafik Ogive
1. Grafik Ogive berdasarkan dari Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI” dan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”.

2. Grafik Ogive dari Tabel Distribusi Frekuensi (mutlak) ditambah dengan 1 kolom FREKUENSI MENINGKAT dengan menggunakan BATAS KELAS (Batas nyata).


Sumber :
http://ghassini.blogspot.com/2013/09/bab-3-distribusi-frekuensi-dan-grafik.html

Tuesday 24 February 2015

MASJID AGUNG DEMAK


Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten DemakJawa Tengah.

Sejarah

Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakancandra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.

Arsitektur

Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.

Galeri


Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De moskee van Demak TMnr 10016515.jpg

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De moskee van Demak TMnr 60054754.jpg

Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Demak

DEMAK MEALS EXPO


Demak Meals Expo atau dikenal juga dengan nama (DME) acara ini digelar berfungsi untuk mengembangkan wisata kuliner di Kabupaten Demak, serta mengenalkan berbagai macam masakan asli khas Kudus. Maka butuh peran dari Bupati DemakDinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Para Sponsor untuk mewujudkan acara Demak Meals Expo.

Tujuan

Event ini digelar supaya Kabupaten Demak tidak hanya dikenal wisata religi, tetapi juga terkenal makanan khasnya. Sehingga Demak bisa menjadi kota wisata kuliner. Yaitu mengenalkan masakan asli Demak yang sekarang mulai punah. Dengan diadakan event ini diharapkan masakan Demak kembali muncul, dan dijajakan di mana-mana terutama di daerah Demak. Event ini paling cocok digelar untuk memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, sehingga bagi warga miskin bisa diberi kartu khusus, supaya bisa ikut jajan dengan potongan harga 60 persen. Maka event tersebut juga memiliki nilai-nilai sosial yaitu membantu warga demak yang tidak mampu.

Acara

Rencana di Rangkaian acara Demak Meals Expo diadakan dalam tiga hari, yaitu:
  • Hari Pertama = acaranya Lomba masak bagi anak-anak, umum.
  • Hari Kedut = acaranya Konser Musik dengan alat musik memakai bekas peralatan dapur
  • Hari Ketiga = acaranya Lomba Makan, Demo Masak bersama Chef Terkenal .

Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Demak_Meals_Expo

PESTA SEDEKAH LAUT


Pesta Sedekah Laut adalah yang digelar di Kabupaten Demak tepatnya di Pantai Desa Morodemak. Pesta Sedekah Laut biasa diadakan pada bulan Syawal yaitu digelar pada seminggu setelah Lebaran (Hari Raya Idul Fitri).

Acara

Bupati Demak beserta jajaran muspida menumpang kapal terbesar jenis purse seine yang telah disediakan panitia, bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama, yang didaulat untuk mendoakan tumpeng sesaji ritual[2] sedekah laut yang kemudian dilarung ke tengah laut. Pada saat yang sama rombongan bupati berlayar ke lepas pantai, hiburan musik Dangdut dan Campursari juga ditampilkan untuk menghibur pengunjung yang tidak kebagian kapal ataupun perahu. Sementara itu ratusan personel gabungan Polres Demak, Kodim, dan Satpol PP terlihat pula siaga mengamankan jalannya pesta para nelayan dari tridesa (Desa Purworejo, Desa Margolikur, dan Desa Morodemak) yang rutin digelar di Pantai Morodemak pada seminggu setelah Lebaran itu.

Rangkaian Kegiatan

Pesta Sedekah Laut yang merupakan prosesi ritual budaya tradisional tersebut diawali dengan beberapa rangkaian kegiatan seni budaya antara lain :
  • Pergelaran Wayang kulit
  • Rebana modern dengan Tari Zippin Pesisiran
  • Keramaian pasar malam tradidional, seni Barongan dan kuda lumping
  • Lomba perahu hias
  • Lomba menangkap itik
  • Lomba panjat pinang
  • Lomba memancing

Tujuan

Tradisi pesta sedekah laut merupakan wujud syukur nelayan atas berkah yang melimpah berupa hasil laut dan keselamatan dari Allah SWT selama melaut ini dapat terus lestari. Bahkan menjadi aset pariwisata di Kabupaten Demak, dan bisa mendatangkan ribuan wisatawan yang tak hanya dari Demak saja

Galeri




Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Sedekah_Laut

MEGENGAN


Megengan adalah pasar tiban yang digelar menjelang Bulan Ramadhan. Megengan diadakan di Alun-Alun Kabupaten Demak. Yang menarik, berbagai makanan dijual oleh para pedagang dadakan. Penjual yang demikian sebelumnya tidak pernah membuka warung. Namun, begitu ada megengan mereka berjualan. Mereka menjajakan masakan dengan menu-menu khas yang jarang dijumpai di hari-hari biasa. Warga sekitar mendatangi event ini untuk memuaskan diri di dalam icip-icip masakan.

Dimasing-masing daerah berbeda penyebutanya

ULER-ULER


Uler-Uler adalah salah satu upacara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Demak tepetnya di Desa Jungsemi. Tradisi ini berkaitan dengan memetri desa atau selamatan seluruh warga desa dalam rangka menyambut tanam padi.

Prosesi acara

Tradisi uler-uler diadakan setahun sekali yang jatuh pada hari Jum’at Wage di bulan Rojab atau bertepatan dengan musim tanam padi. Adapun lokasinya adalah di bengkok atau persawahan desa (Lurahan) sehingga pada hari itu seluruh warga desa datang dengan membawa bermacam-macam makanan diantaranya uler-uler. Setelah seluruh warga desa berkumpul mulai acara Uler-uler (Tolak Bala) dilaksanakan dengan acara sambutan kepala desa, doa’a bersama dipimpin oleh ulama setelah itu kegiatan makan bersama dengan do’a bersama tersebut diharapkan hasil pertanian di desa Jungsemi bisa berlimpah atau meningkat dari tahun yang lalu. Selain itu beerbagai macam penyakit yang menyerang tanaman dan juga warga bisa terhindarkan.

Tujuan

Tradisi Uler-Uler selain untuk tolak bala, untuk hasil panen supaya meningkat juga untuk selalu rukun satu sama lain dalam rangka membangun desanya, Selain itu pula mengajak bekerja keras utamanya memanfaatkan sector pertanian dengan sebaik-baiknya. Sehingga hasil pertanian dari waktu ke waktu diharapkan selalu meningkat dan imbasnya akan pula meningkatkan kesejahteraan warga.

Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Uler-Uler