Saturday 2 May 2015

Ketika Dia yang Kuharapkan Untuk Masa Depanku

Dulu kita bahagia bersama, tertawa bersama, menghabiskan waktu bersama, menghabiskan masa sebelum kita benar-benar serius ingin menggapai asa. dulu berlarian tanpa alas kaki dan merebah pada lempeng bumi yang beratap langit biru adalah kegemaran kita.. aku tak pernah mengeluh atas kesederhanaan hidup yang kita jalani, aku selalu mengingat setiap ucapan polos penuh makna mu yang memotivasiku "kita akan sulit bahagia jika kita juga sulit bersyukur". darimu aku banyak belajar.

Dulu tanganmu tak sungkan menggenggam pada sela-sela jemariku saat diri ini tak mampu lagi mendaki. dulu kamu selalu mengingatkan aku saat aku salah. sosok dewasamu tak pernah aku lupa meski umurmu 2 tahun dibawahku. hal lain yang aku senangi darimu yaitu kamu tak pernah sombong atas kepintaran yang kamu miliki. aku selalu merasa nyaman saat berada di dekatmu, dalam segala kondisi, dalam setiap keadaan, aku bahagia .


Pernah ingat harapan dan keinginan kita? mungkin ini hanyalah sebuah angan, namun bagaikan ikrar kita berdua yang terlontar saat kita duduk berdua diatas kursi di depan rmahmu, kamu dan aku pernah punya cita-cita, kita berdua ingin menjadi dokter, dulu kita ingin mengelilingi dunia, dulu terselip keinginan kita untuk pergi ke negeri coklat, dulu kita pernah memiliki mimpi untuk membangun sebuah kerajaan, kamulah ratunya dan aku sebagai rajanya, masih ada lagi berjuta harapan yang pernah kita rangkai bersama, terkandung dan diam bersahaja dalam sebuah rantai impian.

Aku dan kamu, kita selalu bahagia. dalam canda kuselipkan cinta diam-diam. cinta tak berucap yang aku harap dapat terbalaskan. walaupun aku tak tau pasti kapan itu akan terjadi.

Dalam bahagia akupun bersedih, aku berusaha menghilang dari perasaan yang mulai menggelitik semakin merajam, namun semakin lama justru aku semakin sulit tuk bernafas dan bergerak dalam ruang hati yang terkunci oleh cinta yang bersembunyi.

Diam-diam aku menyukaimu, Entahlah!! Apakah sama halnya denganmu atau justru sebaliknya? Cinta itu semakin membesar dan memenuhi seluruh ruang jiwa, aku tak berani berucap dalam jujur. Walau aku tau dimanapun kita bersembunyi cinta akan tetap menemukan kita. Tapi aku tak berharap cinta akan menemukanmu kala itu, dan taukah kamu? aku berhasil, aku memenangkanya! Cintaku berhasil aku sembunyikan. Cinta yang aku miliki pun tak mampu menemukanmu. Ya tentu saja karena cinta itu nampaknya tak bisa melangkah sejauh langkahmu meninggalkanku.

Aku tak pernah bersedih dan menghakimi Tuhan atas perpisahan kita. Aku justru berterima ksaih kepada-Nya atas kepintaran yang telah dianugerahkan kepadamu sehingga kamu bisa mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di surabaya dengan standart mutu yang lebih baik dari sebelumnya. Hingga saat ini, setelah kamu pergi meninggalkanku, aku tak pernah tau kejelasan atas perasaanmu kepadaku. Tapi tak apa, aku akan menunggu dengan setia.

Terlalu banyak pertanyaan yang berputar dan bermuara di otakku saat ini. Kamulah tersangkanya. Kamu penyebab dari kepusingan dan kegundahan yang selalu aku rasakan. Bagaimana keadaanmu? Seperti apa sekolahmu disana? Bagaimana dengan teman-teman barumu? Bagaimana hobbymu? Masih samakah? Masih Ingat dengan aku? Ah .. mungkin saja kamu sudah lupa. Aku hanya kawan masa lalumu yang tidak terlalu istimewa. Aku adalah seorang laki-laki biasa yang tak pantas dan lancang untuk menyukaimu. Maafkan atas kelancanganku ini.

BERSAMBUNG .....